Minggu, 01 Desember 2013

Nanoparticels Drugs That Can Be Taken Orally

Obat merupakan sarana yang hingga kini digunakan oleh manusia untuk mengurangi dan menyembuhkan penyakit. Obat digunakan untuk menyimpan bahan-bahan kimia yang selanjutnya akan disalurkan menuju tubuh pasien, bahan kimia inilah yang akan bereasksi di dalam tubuh dan memberikan efek terapi terhadap pasien. Obat-obatan merupakan salah satu aspek kehidupan yang terus mengalami perkembangan pesat, hal ini merupakan akibat dari munculnya berbagai penyakit baru yang membutuhkan obat untuk peyembuhan.
Perkembangan obat saat ini banyak terkonsentrasi pada teknologi nanopartikel, banyak ilmuan dari berbagai institute penelitian yang berlomba-lomba melakukan penelitian tentang teknologi nanopartikel dan pemanfaatannya untuk pembuatan obat. Obat yang menerapkan teknologi nanopartikel terbukti memiliki efisiensi dan efektivitas yang tinggi terhadap penyembuhan berbagai macam penyakit ( termasuk kanker, dan penyakit degenerative lainnya) karena distribusi obat yang mengadopsi teknologi nanopatikel ini bisa lebih luas dan absorbsi obat terjadi lebih cepat sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai organ target yang sakit lebih singkat.
Selama ini penggnaan obat nanopertikel diberikan kepada pasien melalui jalur injeksi atau suntik. Hal ini dianggap kurang efisien karena menginjeksikan obat tersebut harus dilakukan oleh petugas berwenang yang telah professional, dengan kata lain untuk mendapatkan obat tersebut pasien harus mendatangi rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan terdekat. Dilihat dari farmakoekonominya, Tentunya hal ini kurang menguntungkan bagi pasien, terlebih lagi untuk mereka yang disibukkan oleh aktivitas sehari-harinya. Obat-obat yang menggunakan teknologi nanopartikel ini pada mumnya merupakan obat untuk proses kemoterapi pada pengobatan kanker atau tumor, dapat juga dignakan untuk menurunkan klesterol darah dan pengobatan arthritis.
Namun ada sebuah kabar gembira untuk para pasien, sebuah riset yang dilakukan oleh MIT dan Brigham and Woman’s Hospital (BWH) telah mengembangkan design baru untuk obat dengan teknologi nanopartikel ini. Telah tercipta sebuah obat dengan teknologi nanopartikel yang dapat dikonsumsi secara oral atau diminum secara langsung. Penemuan baru ini diharapkan dapat memberi kemudahan kepada pasien untuk mengkonsumsi obatnya.
Dalam sebuah jurnal yang terbil pada tanggal 27 Noember 2013 memlalui jurnal edisi online  “ Science Translational Medicine” para peneliti telah mengujikan obat ini kepada hewan coba berupa tikus. Sediaan obat ini dimasukkan dalam kapsul yang terbuat dari protein-protein pembentuk antibody yang akan terbuka ketika berinteraksi atau bersentuhan dengan permukaan sel penyusun dinding usus halus, sehingga enyebabkan nanopartikel didalam kapsul dapat diabsorbsi dan masuk menuju peredaran darah. Distribusi obat dengan cara tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi efek terapi yang diberikan obat.
Secara ekonomis, adanya inovasi obat nanopartikel yang dapat dikonsumsi secara oral tentunya akan mengurangi biaya pengobatan apabila dilhat secara luas dalam waktu yang lama, karena waktu yang dibutuhkan untuk datang ke rumah sakit tidaklah sebentar dan biaya yang dibutuhkan untuk transpotasi meuju rumah sakit selama proses pengobatan apabila dikalkulasi tidaklah sedikit.

Namun masih ada beberapa kendala yang dihadapi, diantaranya adalah obat yang dikonsumsi secara oral diharapkan akan diabsorbsi di dinding usus halus dan masuk ke dalam pembluh darah, namun pada diding usus halus terdapat lapisan yang disebut “Tight Junction” yang bersifat impenetrable sehingga menyebabkan obat sukar untuk menembus lapisan ini. Masih perlu dilakkan berbagai penelitian tentang teknologi nanopartikel yang diaplikasikan dalam pembuatan sediaan oral.

Sumber jurnal :
E. M. Pridgen, F. Alexis, T. T. Kuo, E. Levy-Nissenbaum, R. Karmik, R. S. Blimberg, R. Langer, O. C. Farokhozad. Transepithelial Transport of Fc-Targeted Nanoparticles by the Neonatal Fc Reseptor for Oral Delivery. Science Trnslational Medicine, 2013; 5 (213): 213ra165 DOI: 10.1126/scitranslmed. 3007049

0 komentar:

Posting Komentar