Senin, 02 Desember 2013

Vokasi dan Karir dalam Bidang Farmasi


Kuliah di Farmasi,  Mau jadi apa besok??

Tentunya ini merupakan pertanyaan umum bagi siapapun, terutama mereka yang elum mengenal farmasi. Disini saya akan berbicara sedikit tentang masa depan seorang farmasis, dimana saja peran mereka dibutuhkan masyarakat. Dari berbagai golongan tenaga kesehatan, bagi saya farmasi adalah salah satu jurusan yang memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan secara lengkap dan luas. Ini adalah sebuah kenyataan, karena saya telah mengalaminya sendiri J J. Tak ada apapun di dunia ini yang sempurna, dengan berbagai kelebihannya tentunya farmasi juga memiliki beberapa kekurangan, namun kekurangan ini tidaklah berarti jika kita dapat memanfaatkan segala kelebihan yang ditawarkan dengan bijaksana. 

Untuk menjawab pertanyaan diatas, saya akan menjabarkan beberapa bidang karir yang dapat dipilih oleh seorang farmasis setelah lulus nantinya. Let’s check this out!


Peranan Farmasis di Masyarakat


Farmasis Komunitas (Community Pharmacist)
Farmasis atau Apoteker memberikan kesan umum bahwa tempat kerja seorang farmasi hanyalah di Apotik, yaitu salah satu tempat pengabdian profesi seorang Apoteker. Seorang Farmasis di Apotik langsung berhadapan dengan masyarakat sehingga fungsi tersebut dikelompokkan dalam Farmasi Masyarakat (Community Pharmacy). Fungsi Farmasis Masyarakat di Apotik merupakan kombinasi seorang profesional dan wiraswastawan. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 25/80 tentang Apotik, bahwa Apotik adalah tempat pengabdian profesi seorang Apoteker, maka makin besar harapan yang diberikan pemerintah kepada para Farmasis, baik dari segi jumlah tenaga farmasi maupun dari segi kemampuan profesionalnya.
Farmasi Rumah Sakit (Hospital Pharmacy)
Farmasi Rumah Sakit ialah pekerjaan kefarmasiaan yang dilakukan di rumah sakit pemerintah maupun swasta. Fungsi kefarmasian ini yang sudah sangat berkembang di negara maju, juga sudah mulai dirintis di Indonesia dengan pembukaan program spesialisasi Farmasi Rumah Sakit. Jumlah kebutuhan Farmasis di rumah sakit di masa depan akan semakin meningkat karena 3 hal :
1.        Faktor pertambahan penduduk.
2.        Meningkatnya kebutuhan untuk perawatan yang lebih baik di rumah sakit.
3.        Fungsi dan peranan Farmasis Rumah Sakit akan lebih meningkat dalam berbagai aspek mengenai penggunaan dan pemantauan obat.

Pedagang Besar Farmasi (PBF)
Mata rantai sebagai perantara industri farmasi dan masyarakat dalam hal penyaluran obat ialah Pedagang Besar Farmasi (PBF). Di luar negeri PBF ini mempunyai tenaga Farmasis terdaftar sebagai supervisor disebabkan oleh sifat khas produk yang ditanganinya itu sehubungan dengan peraturan perundang-undangan. Di Indonesia hanya dipersyaratkan tenaga menengah farmasi (Asisten Apoteker = AA) sebagai penanggungjawab, mengingat belum cukup tersedianya tenaga ahli berpendidikan tinggi.
PBF sangat berperanan sebagai sumber penyalur obat dari berbagai industri farmasi yang secara cepat dapat melayani kebutuhan Farmasis Komunitas (Apoteker) untuk secara cepat pula melayani kebutuhan penderita akan obat. PBF juga mengurangi beban finansial Apoteker dalam hal menyimpan stok obat dalam jumlah besar dan menjembatani kerumitan negosiasi dengan ratusan industri farmasi sebagai produsen obat.

Industri Farmasi

Farmasis di industri farmasi terlibat pula dalam fungsi pemasaran produk, riset dan pengembangan produk, pengendalian kualitas, produksi dan administrasi atau manajemen. Fungsi perwakilan pelayanan medis (medical service representative) atau ”detailman” yang bertugas dan langsung berhubungan dengan Dokter dan Apoteker untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan industri farmasi mungkin juga dijabat seorang Farmasis atau tenaga ahli lain. Namun paling ideal apabila fungsi itu dipegang seorang Farmasis atau tenaga ahli lain. Namun paling ideal apabila fungsi itu dipegang seorang Farmasis karena latar belakang pengetahuannya. Saat ini memang tidak banyak Farmasis yang mengisi jabatan ini karena jumlahnya belum mencukupi, dan lebih dibutuhkan di tempat pengabdian profesi yang lain. Peningkatan karir jabatan ini dapat mencapai tingkat supervisor dalam pemasaran produk, dan direktur pemasaran produk dalam organisasi industri farmasi.
Pada unit produksi dan pengendalian kualitas (quality control) industri dipersyaratkan seorang Apoteker. Untuk bidang riset dan pengembangan (R & D = Research and Development) biasanya diperlukan lulusan pendidikan pascasarjana, meskipun bukan merupakan persyaratan.

Instansi Pemerintah

Departemen Kesehatan adalah instansi pemerintah yang paling banyak menyerap tenaga Farmasis, terutama Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Minuman (DitJen POM) dan jajaran Pusat Pemeriksaan Obat (PPOM) dan Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan (Balai POM) di daerah. Demikian pula Bidang Pengendalian Farmasi dan Makanan pada setiap Kantor Wilayah Dep.Kes dan jajaran Dinas Kesehatan sampai ke Daerah Tingkat II dan Gudang Farmasi. Fungsi utama Farmasis pada instansi pemerintah ialah administrastif, pemeriksaan, bimbingan dan pengendalian. Sejak tahun 2000, telah terjadi perubahan struktur, Direktorat Jendral POM tidak lagi bernaung di bawah Departemen Kesehatan, tetapi menjadi Badan POM yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI. Demikian pula struktur Balai (besar,kecil) POM di daerah tingkat I, yang langsung berada di bawah Badan POM, tidak berada di dalam Dinas Kesehatan Propinsi. Departemen HANKAM, juga memerlukan Farmasis yang terutama berfungsi pada bagian logistik dan penyaluran obat dan alat kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan merekrut Farmasis untuk jabatan dosen di perguruan tinggi. Sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka fungsi seorang Farmasis ialah dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Persyaratan untuk diterima menjadi dosen akan ditingkatkan menjadi lulusan Pascasarjana, atau mempunyai Sertifikat Mengajar Program PEKERTI/AA (Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional/Applied Approach), yaitu program penataran dosen dalam aktivitas instruksional atau proses belajar mengajar.
Sebagai tenaga kesehatan, seorang Farmasis atau Apoteker diwajibkan untuk mengabdi pada negara selama 3 tahun setelah lulus ujian Apoteker sebelum dapat berpraktek swasta perorangan. Wajib kerja sarjana ini dikenal sebagai Masa Bakti Apoteker (MBA) yang dapat dilaksanakan pada instansi pemerintah seperti tersebut di atas atau penugasan khusus dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan sebagai wakil Menteri Kesehatan di daerah. Dengan dihapuskannya Kantor Wilayah, tugas ini diambil alih Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.
Wartawan Farmasi (Pharmaceutical Journalism)
Profesi ini mulai berkembang di luar negeri bagi Farmasis yang memperoleh latihan khusus dalam kewartawanan dan mempunyai bakat menulis dan mengedit. Pekerjaan ini diperlukan oleh instansi pemerintah atau industri farmasi untuk publikasi, mengedit atau menulis tulisan yang berlatar belakang kefarmasian.

Manajemen Perusahaan

Khususnya instansi swasta banyak memerlukan tenaga ahli berlatar belakang kefarmasian dengan berkembangnya organisasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk ini diperlukan pendidikan tambahan, misalnya Magister Manajemen (MBA = Master of Business Administration).


Cabang Ilmu Farmasi

Farmasi ialah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, penyerahan dan distribusi obat (penyerahan obat harus disertai penjelasan yang menyangkut obat, cara pembentukan, keterangan isi, dll)
Ahli farmasi (Pharmacist) ialah orang yang paling mengetahui hal ihwal obat. Ia satu-satunya ahli mengenai obat, karena pengetahuan keahlian mengenai obat memerlukan pengetahuan yang mendalam mengenai semua aspek kefarmasian



Berikut ini adalah beberapa cabang ilmu yang akan dipelajari oleh seorang calon Sarjana farmasi (S. Farm) :



Bagan di atas mencakup berbagai bahasan ilmu dalam farmasi. Ilmu yang akan dipelajari adalah sebagai berikut:

·      Farmakologi
Ilmu yang mempelajari cara bagaimana obat mempengaruhi fungsi sistem di dalam tubuh makhluk hidup.
·      Biofarmasetika
Ilmu yang mempelajari pengaruh formulasi terhadap aktivitas terapi dan produk obat.
·      Farmakognosi:
Ilmu yang mempelajari identifikasi suatu obat. Ruang lingkup meliputi pengenalan dan penemuan bahan dari tumbuhan dan organisme dengan melakukan pemeriksaan makroskopis untuk dapat dijadikan obat. Termasuk penelitian biokimia tanaman (biosintesis), jamur, vaksin
·      Farmakoterapi:
Ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk pengobatan suatu  penyakit. Diperlukan penguasaan tentang farmakologi dan patofisiologi penyakit.
·      Farmakokinetik:
Ilmu yang mempelajari absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat Mempelajari nasib obat dalam tubuh atau pengaruh tubuh terhadap obat.
·      Farmakodinamika:
Ilmu yang mempelajari mekanisme kerja obat, efek obat terhadap fungsi, reaksi biokimia dan struktur organ. Mempelajari pengaruh obat terhadap sel tubuh, atau respon organisme hidup terhadap stimulasi kimia dalam keadaan tidak ada penyakit
·      Farmakologi klinik:
Cabang ilmu farmakologi yang mempelajari efek obat dan pengobatan pada manusia (scientific study of drug in man)
·      Materia Medika:
Cabang atau bagian dari farmakologi yang mempelajari sumber-sumber, diskripsi dan preparasi obat-obat.  Istilah ini jarang digunakan lagi.
·      Farmakoekonomi
Ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh dihubungkan dengan pengunaan obat dalam perawatan kesehatan  Analisis farmakoekonomi menggambarkan dan menganalisa biaya obat untuk sistem perawatan kesehatan.
·      Farmasi klinik
Kegiatan memonitor penggunaan obat, memonitor efek samping obat (MESO), dan kegiatan konseling/informasi obat pasien
·         Toksikologi:
Ilmu yang mempelajari tentang efek toksik dari berbagai racun, zat kimia (termasuk obat) lainnya pada tubuh manusia yabg dapat menimbulkan penyakit atau kematian. Cara diagnosis, pengobatan dan tindakan untuk mencegah terjadinya keracunan
·      Kimia farmasi (organik dan anorganik)
Ilmu yang mempelajari tentang analisis kuantitatif dan kualitatif senyawa-senyawa kimia, baik dari golongan organik (alifatik, aromatik, alisiklik, heterosiklik) maupun anorganik yang berhubungan dengan khasiat dan penggunaannya sebagai obat.
·      Teknologi Farmasi
Ilmu yang membahas tentang teknik dan prosedur pembuatan sediaan farmasi dalam skala industri farmasi termasuk prinsip kerja serta perawatan/pe-meliharaan alat-alat produksi dan penunjangnya sesuai ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
·      Farmasi Fisika
Ilmu yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat fisikanya, misalnya spektrometri massa, spektrofotometri, dan kromatografi.
·      Biologi Farmasi
Ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar kehidupan organisme yang mempengaruhi kehidupan manusia. Mempelajari morfologi, anatomi, dan taksonomi tumbuhan dan hewan yang berhubungan dengan dunia kefarmasian.


Referensi :

American Pharmaceutical Association, The National Professional Society of Pharmacicts, “The Final Report of the Task Force on Pharmacy education, Washington DC.

XIII/ISFI/1989 tentang Standar Profesi Apoteker dalam Pengabdian Profesi di Apotik.

University of Minnesota , (2010) “College of Pharmacy Catalog”, the Regents of the University of Minnesota, Catalog On Line.
University of North Carolina at Chapel Hill, (2011) “ School of Pharmacy”, Catalog on Line.